Harian Mediasi.Com -Tulang Bawang, 24 Maret 2025 – Dewan Pimpinan Cabang Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (DPC PERPADI) Kabupaten Tulang Bawang mengadakan audiensi dengan Bupati dan Wakil Bupati Tulang Bawang, Badan Urusan Logistik (Bulog), BUMD, serta Dinas Pertanian. Dalam pertemuan ini, DPC PERPADI menyampaikan berbagai keluhan dan usulan terkait penyerapan gabah petani yang masih menghadapi berbagai kendala di lapangan.

Audiensi ini dihadiri oleh Ketua DPC PERPADI Tulang Bawang, H. Asnawi, didampingi oleh Sdr. Riyadi dan Sdr. Suguntur, S.H. Dalam penyampaiannya, H. Asnawi menguraikan sejumlah kendala yang dihadapi petani, termasuk terbatasnya daya serap Bulog terhadap hasil panen petani serta permasalahan harga pembelian pemerintah (HPP) yang dinilai kurang menguntungkan bagi para petani.

Menurut pernyataan dari perwakilan Bulog, saat ini Bulog Tulang Bawang hanya mampu menyerap sekitar 10 persen dari total hasil pertanian di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan alat penggilingan dan pengeringan, sehingga Bulog harus bermitra dengan penggilingan padi lokal untuk mengolah gabah menjadi beras. Ke depan, Bulog berencana mencari solusi dengan membangun fasilitas sendiri guna meningkatkan kapasitas serapan gabah petani.

Dukungan juga datang dari BUMD Tulang Bawang yang menyatakan kesiapannya untuk membantu dalam hal permodalan, dengan catatan bahwa program yang dijalankan dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu, Dinas Pertanian Tulang Bawang turut mendukung dengan menyediakan aset dan fasilitas yang ada, termasuk gudang penyimpanan dan sarana lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar penyerapan hasil panen.

Bupati Tulang Bawang, Qudrotul Ikhwan, dalam tanggapannya menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan mempelajari secara mendalam berbagai usulan yang disampaikan sebelum mengambil keputusan. Ia juga menegaskan pentingnya memulai langkah-langkah kecil yang bisa segera dilakukan, sementara untuk kebijakan yang lebih besar, ia siap menghadap ke tingkat kementerian guna mencari solusi terbaik. Salah satu gagasan yang ditekankan adalah agar hasil panen dari Kabupaten Tulang Bawang tidak lagi keluar dalam bentuk gabah, melainkan dalam bentuk beras dengan merek khas daerah, sehingga memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Wakil Bupati Tulang Bawang, Hankam Hasan, menambahkan bahwa banyak petani di wilayah tersebut terikat dengan pengusaha dalam hal permodalan. Hal ini menyebabkan petani harus menjual gabah mereka kepada pengusaha tertentu, yang pada akhirnya membuat gabah dari Tulang Bawang lebih banyak dikirim ke luar daerah.

Dalam audiensi ini, Sdr. Suguntur, S.H., perwakilan dari DPC PERPADI Tulang Bawang, menegaskan bahwa banyak petani di wilayah ini sudah mulai mandiri. Ia menyoroti pentingnya musyawarah dengan pihak terkait mengenai kenaikan harga gabah menjadi Rp 6.500,- per kilogram agar tidak menimbulkan polemik di masyarakat.

Selain itu, dalam waktu dekat juga akan ada pengadaan beras untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di Tulang Bawang sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan penyerapan hasil panen lokal dan menyejahterakan petani.

Audiensi ini menjadi langkah awal dalam mencari solusi terbaik bagi petani dan pelaku industri penggilingan padi di Tulang Bawang. Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, Bulog, BUMD, serta petani, diharapkan ke depan sektor pertanian di Tulang Bawang dapat berkembang lebih baik dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.(Red-hm)

 

By admin