Harian Mediasi.Com-Tulang Bawang, 10 April 2025 – Ribuan ton gabah hasil panen petani di Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulang Bawang, saat ini menumpuk dan terlantar di sepanjang tanggul, jalan desa, serta halaman rumah warga. Hal ini terjadi karena minimnya daya serap BULOG dalam menyerap hasil panen selama musim panen raya April ini.
Sasminto, Gapoktan Desa Gedung Jaya, mengungkapkan kondisi di lapangan. “Saat ini kami sedang panen dan gabah tidak terserap oleh BULOG. Gabah masih menumpuk di sepanjang jalan dan tanggul. Cara memuatnya pun sulit karena tidak bisa memakai mobil truk, hanya klotok atau mobil kecil yang bisa masuk. Bahkan banyak gabah yang menumpuk di halaman rumah warga dan di setiap jalur rumah,” ujarnya.
Dalam keterangannya, Sasminto juga berharap kepada Ketua PERPADI Tulang Bawang agar segera menyampaikan keluhan ini kepada pemerintah. “Kami mohon agar gabah petani ini bisa terselamatkan dan mendapat solusi terbaik,” lanjutnya.
Merespons situasi ini, Ketua DPC PERPADI Tulang Bawang, H. Asnawi, menyebutkan bahwa estimasi gabah yang belum terserap di Kecamatan Rawapitu mencapai minimal 200 ton per kampung. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat merugikan petani dalam jumlah besar.
Sementara itu, Suguntur, S.H., Ketua Tim Advokasi PERPADI Tulang Bawang, menegaskan bahwa pihaknya akan segera bertindak. “Kami akan segera melaporkan keadaan ini secara resmi kepada pemerintah melalui jalur organisasi PERPADI. Ini sudah dalam kondisi darurat. Jika terus dibiarkan, petani akan menanggung kerugian besar, dan ini bisa berdampak pada keberlanjutan produksi pangan kita,” ujarnya.
Dalam musyawarah PERPADI pada 6 April 2025 lalu, yang dihadiri perwakilan dari Tulang Bawang dan Mesuji, disepakati sejumlah langkah, di antaranya:
Mengajukan permohonan pembukaan kembali distribusi gabah ke luar daerah,
Menuntut percepatan pembayaran jasa angkut dan giling dari BULOG,
Mendesak adanya regulasi khusus dari pemerintah untuk menampung kelebihan gabah yang tak terserap di daerah.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dukungan konkret dari pemerintah sangat dinantikan oleh para petani. Daya serap BULOG yang terbatas, dikabarkan hanya satu truk per hari per desa, dinilai tak mampu mengimbangi lonjakan panen raya yang terjadi secara serentak.
PERPADI Tulang Bawang menyerukan agar krisis ini tidak disepelekan. “Jika gabah petani terus dibiarkan rusak karena tidak tertampung, ini bukan hanya kegagalan distribusi, tapi kegagalan melindungi masa depan pangan kita sendiri,” pungkas Suguntur, S.H.(Guntur)